Memahami Tauhid Rububiyah Melalui Metode Tadabur Alam
|
Karya keilmuan
|
|
Oleh :
Intan Wahyu Permana NIM: 201210010311058 Fakultas Agama Islam/Tarbiyah B
|
|
Iwp
|
11/25/2012
|
|
HALAMAN
BAB 1
PENDAHULUAN
............................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B.
Rumusn Masalah .............................................................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Hikmah Mempelajari Tauhid Rububiyah ......................................................................... 4
a. Tauhid Rububiyah ........................................................................................................ 6
b. Tadabur Alam .............................................................................................................. 7
c. Kesinambungan Tauhid Rububiyah ............................................................................. 8
BAB
3
PENUTUP
IV.
Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
V.
Saran ................................................................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa
generasi muda sekarang ini sudah mulai menyimpang dan keluar dari ajaran agama
maka dari situlah diperlukan peningkatan kemampuan memahami tauhid rububiyah
pada siswa SMA dengan memakai strategi Tadabur Alam yang Insya Allah tidak
membuat siswa bosan dalam memahami, Tauhid Rububiyah merupakan ilmu yang sangat
vital didalam Islam. Sebab Tauhid Rububiyah adalah sebagian dari tanda-tanda
agama sejati dan murni yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
Tanpa mengetahui tentang Tauhid Rububiyah, kita tidak akan menemukan tujuan
hidup sebenarnya, sebab seorang hamba harus tahu benar, siapa yang disembah,
siapa yang menciptakan dunia dan seisinya, atau semua yang ada tidak ada yang
menciptakan
Bagaimana ia mempergunakan kesempatan hidup ini, dan hamba
yang mengetahui dirinya sebagai hamba Allah tentu tahu benar, bagaimana
memanfaatkan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab ia mengetahui ketika
dilahirkan dirinya dalam keadaan fitrah (suci), dan kembalinya pun harus dalam
keadaan yang suci agar dapat yang fitrah pula, yakni surga.
Agama berjalan menyempurnakan fitrah manusia dalam mencapai kemajuannya dengan cara evaluasi, sehingga hal itu telah menjadi sunnah (ketentuan) umum dalam satu kehidupan manusia. Allah menyempurnakan agama Islam dengan perantara nabi Muhammad yang mengahiri semua nabi dan rasul untuk membawa ummat manusia kepada martabat kemerdekaan yang lebih sempurna.
Agama berjalan menyempurnakan fitrah manusia dalam mencapai kemajuannya dengan cara evaluasi, sehingga hal itu telah menjadi sunnah (ketentuan) umum dalam satu kehidupan manusia. Allah menyempurnakan agama Islam dengan perantara nabi Muhammad yang mengahiri semua nabi dan rasul untuk membawa ummat manusia kepada martabat kemerdekaan yang lebih sempurna.
Muhammad Hasby Ash Ashiddieqy. 2000
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses tauhid Rububiyah?
2. Bagaimana hasil penerapan strategi
tadabur alam?
C. Tujuan Penulisan
Agar para pembaca atau khususnya para Siswa Siswi SMA
tentang maksud dan tujuan mempelajari Tauhid Rububiyah, serta pembahasan
mengenai pengertian tauhid Rububiyah dan strategi tadabur alam yang tertuang di
dalam makalah ini.
tauhid rububiyah adalah salah satu aspek tauhid yang harus
diketahui dan diamalkan oleh para umat islam, kita harus sadar tentang apa itu
auhid dan bagaimanakah tauhid itu, karya keilmuan ini adalah salah satu inovasi
pembelajaran bagaumana supaya kita dapat menngetahui ataupun belajar mengenai
tauhid dengan cara yang mudah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hikmah Mempelajari Tauhid Rububiyah
Mempelajari ilmu tauhid biasanya didorong oleh keinginan untuk mempelajari lebih banyak dan lebih dalam pengertian tentang Tuhan dan apa – apa yang diciptakan Tuhan. Kalau tauhid sudah masuk dan meresap kedalam jiwa seseorang maka didalam jiwanya akan tumbuh perasaan:
Mempelajari ilmu tauhid biasanya didorong oleh keinginan untuk mempelajari lebih banyak dan lebih dalam pengertian tentang Tuhan dan apa – apa yang diciptakan Tuhan. Kalau tauhid sudah masuk dan meresap kedalam jiwa seseorang maka didalam jiwanya akan tumbuh perasaan:
a) Rela atas
pemberian Allah atas dirinya mengenai rizki, kedudukan, dan lain-lain. Dengan demikian maka hidupnya menjadi tertib
sebab dia yakin atas pengawasan Allah terhadap segala perilakunya. Firman Allah
SWT
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Artinya: ”Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26)
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Artinya: ”Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26)
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya:
”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)
Hanifah
Ahmad, MA, Theologi Islam (Ilmu Kalam) 1990
b. Rasa saling
menghargai, sebab orang yang bertauhid memandang semua manusia sama derajatnya,
berasal dari satu keturunan dan tidak ada yang berhak diperhamba. Semua manusia
hanya didikuti amal kebijakannya disisi Allah SWT, dan bertanggung jawab
kepada-Nya. Allah berfirman (QS. Al-Hujurat: 13)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: ”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dengan dimikian maka orang yang bertauhid itu merasa bahwa dirinya sama dengan orang atau bangsa lain, dia tidak berhak mempertuhankan diri atau orang lain. Tinggi rendahnya derajat manusia hanya diukur dari kebajikan yang telah dibuat.
c. Rasa kasih
sayang terhadap sesama manusia. Orang bertauhid memandang semua manusia
saudara, tidak bertindak aniaya terhadap semua mahluk Tuhan. Ummat bertauhid
hidup berdasar peri kemanusiaan dan persaudaraan, selalu bersikap terbuka,
kerja sama, dan bergotong royong. Sabda rasul S.A.W :
Artinya: “Gagal dan rugilah kehidupan seseorang yang hatinya tidak ditanamkan Allah, rasa kasih saying kepada sesame manusia.” (HR. Abu Na’im Al-Abhani)
Artinya: “Gagal dan rugilah kehidupan seseorang yang hatinya tidak ditanamkan Allah, rasa kasih saying kepada sesame manusia.” (HR. Abu Na’im Al-Abhani)
Jadi
jelas, kalau kita mempelajari secara mendalam arti dari Tauhid Rububiyah dan
kemudian tumbuh dalam jiwa kita, maka akan keluarlah dari benih-benih tauhid
itu pohon yang rindang yang dapat digunakan untuk berlindung diwaktu panas dan
hujan, serta buahnya juga sedap dimakan (Risalah Tauhid, 1963). Diantara
buah yang lezat itu adalah:
Kesungguhan orang yang tetap dijalan Allah, Kegemaran yang menghasilkan manfaat untuk umum,Akan selalu membelanjakan hartanya dijalan Allah
Kesungguhan orang yang tetap dijalan Allah, Kegemaran yang menghasilkan manfaat untuk umum,Akan selalu membelanjakan hartanya dijalan Allah
Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid 1963
3. Objek
Kajia Ilmu Tauhid
a) Tauhid Rububiyyah
Tauhid
rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah swt baik
mencipta, memberi rizki menghidupkan dan mematikan serta bahwasanya dia adalah
raja, penguasa dan yang mengatur segala sesuatu. Firman Allah swt
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22)
Muhammad
Hasby Ash Ashiddieqy 1990
Orang
musyrikin juga mengakui tentang sifat rububiyyah Allah. mereka mengakui
bahwasanya hanya allah semata pencipta segala sesuatu, pemberi rezeki, yang
memiliki langit dan bumi, dan yang mengatur alam semesta, namun mereka juga
menetapkan berhala-berhala yang mereka anggap sebagai penolong, yang mereka
bertawasul dengannya (berhala tersebut) dan menjadikan mereka pemberi syafa’at.
Firman Allah swt
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِنْ جَاءَ نَصْرٌ مِنْ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ
Artinya: ”dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", Maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya Kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” (QS.Al-Ankabut :10)
Sebagian ulama salaf berkata: “jika kalian tanya pada mereka: siapa yang menciptakan langit dan bumi ?’ mereka pasti menjawab: ‘allah.’ walaupun demikian mereka tetap saja menyembah kepada selain-Nya.”
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِنْ جَاءَ نَصْرٌ مِنْ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ
Artinya: ”dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", Maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya Kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” (QS.Al-Ankabut :10)
Sebagian ulama salaf berkata: “jika kalian tanya pada mereka: siapa yang menciptakan langit dan bumi ?’ mereka pasti menjawab: ‘allah.’ walaupun demikian mereka tetap saja menyembah kepada selain-Nya.”
Isma’il Raji Al-Faruqi. ”Tauhid”.1995
b) Tadabur
alam
Strategi ini
memang sangat cocok bila digunakan untuk memahami secara mendalam arti yang
sebenarnya dari tauhid Rububiyah, Firman Allah “ apakah merka diciptakantanpa
sesuatu apapun ataukah mereka menciptakan (diri mereka sendiri). Ataukah mereka
telah menciptakan langit dan bumi itu; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa
yang mereka katakana)” (Ath-Thur: 35-36).
Strategi
tadabur alam akan dilakukan dengan mengajak murit – murit bertamasya ke
pantai,gunung, atau hutan belantara sambil menyusuri jalan kita memberikan
pengertian betapa apa yang dilihat yang ada di sekeliling adalah makna dari
tauhid Rububiyah,pepohonan yang indah dan teratur,buah buah yang masak,lautan
yang biru nan luas disertai ikan yang mewarnai laut maka murit akan lebih
atraktif dalam pelajaran, dengan strategi ini ilmu yandg diserap akan lebih
banyak yang masuk dari pada yang terbuang karena ajaran yang diberikan lebih
variatif dan bukan tidak mungin akan membekas di hati siswa dan membuat
ketagihan.
c) Kesinambungan
Tauhid Rububiyah
Melihat pada ta’rif yang ada, siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah swt, dan itulah tauhid uluhiyah. Maka dengan sendirinya seseorang yang mengakui dan mengamalkan tauhid rububiyyah dan uluhiyyah, telah menjalankan pula tauhid mulkiyyah, sebab tauhid mulkiyyah esensinya sudah terkandung didalam tauhid rububiyyah, uluhiyyah maupun tauhid asma wa shifah. Namun di saat syirik merajalela di kalangan ummat dalam bentuk memutuskan hukum tidak sesuai dengan apa yang allah turunkan, tetapi memutuskan hukum menggunakan undang-undang kufur dan uu thaghut. kondisi ini mengisyaratkan agar istilah tauhid mulkiyyah/hakimiyyah ini disebutkan tersendiri agar orang-orang melihat urgensi tauhid uluhiyah sebagaimana mestinya.
Melihat pada ta’rif yang ada, siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah swt, dan itulah tauhid uluhiyah. Maka dengan sendirinya seseorang yang mengakui dan mengamalkan tauhid rububiyyah dan uluhiyyah, telah menjalankan pula tauhid mulkiyyah, sebab tauhid mulkiyyah esensinya sudah terkandung didalam tauhid rububiyyah, uluhiyyah maupun tauhid asma wa shifah. Namun di saat syirik merajalela di kalangan ummat dalam bentuk memutuskan hukum tidak sesuai dengan apa yang allah turunkan, tetapi memutuskan hukum menggunakan undang-undang kufur dan uu thaghut. kondisi ini mengisyaratkan agar istilah tauhid mulkiyyah/hakimiyyah ini disebutkan tersendiri agar orang-orang melihat urgensi tauhid uluhiyah sebagaimana mestinya.
. Dr.Abdullah Al-Muslih dan Prof.
Dr. Salah Al-sawi 2012
B. Langkah
langkah
Metode dan
bahan yang akan diajarkan adalah suatu kombinasi yang sangat tepat, strategi
tauhid Rububbiyah dan tadabur alam ini kami beri strategi 3M yaitu
Mudah,Menyenangkan, dan Masuk.M yang pertama mudah karena sungguh metode yang
digunakan dan aspek tauhid ini sangat mudah dipahami para siswa dan sangat
mudah pula guru untuk mengajarkanya, M yang kedua Menyenangkan memang benar
apabila kita melakukan hal semacam maka bukan hanya ilmu yang kita dapatkan
namun juga menyenangkan, menyenangkan guru pembimbing dan menyenangkan pula
bagi para siswa karena siswa akan di ajak berinteraksi langsung pada alam, M
yang ketiga Masuk arti masuk disini adalah ilmu yang di ajarkan guru pembimbing
dapat masuk dan diserap oleh anak anak dan akan membekas paalnya tadabur alam
menurut pakar IQ Wahyu Atmaningsih bahwa 95% jika anak diajak berinteraksi
dengan alam maka kemampuan mengingat apa yang telah dilakukan pada saat
bersentuhan dengan alam tinggi,
Berikut penulis menceritakan sedikit
cara melakukan metode tadaabur alam pada meneapan tauhid Rububiyah :
1. Siswa diajak bertamasya ke pantai
(misal) pada hari minggu
2. Siswa diberikan LK yang secara
tidak langsung mengenalkan mereka pada tauhid Rububiyah
3. Ataupun diperintahkan menuliskan
apa-apa yang mereka temui sewaktu di pantai
sambil di pantai bapak/ibu guru menerangkan pada siswa missal
Bapak guru : “anak-anak apa yang kalian lihat saat ini ?
Siswa : saya melihat pantai pak guru
Bapak guru : Nah benar sekali, apa kalian tau siapakan yang menciptakan
pantai yang sangat besar
dan luas ini anak anak?
siswa : Allah pak guru yang menciptaakan pantai
Bapak guru : ya benar sekali yang menciptakan semua apa
apa yang ada di bumi dan langit adalah allah, nah dengan kalian meyakini dan
mengimani bahwa yang menciptakan bumi dan seluruh isinya adalahh allah maka
kalian sudah mengamalkan tauhid Rububiyah
Nah seperti inilah gambbaran kecil
bagaimana carapengajaran tauhid Rububiyah melalui tadabur alam, dan masih ada
fariasi fariasi cara dalam pengenalan
tauhid Rububiyah melalui tadabur alam.
BAB III
PENUTUP
IV. KESIMPULAN
Ilmu
Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, baik sifat-sifat yang wajib
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat yang sama
sekali harus ditiadakan dari pada-Nya, serta tentang rasul-rasul-Nya untuk menentukan
kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada dalam diri mereka, hal-hal yang boleh
dikaitkan (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal yang terlarang untuk
mengaitkannya kepada mereka.
Adapun pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah SWT dalam dzat-Nya. Dalam menerima peribadatan dari mahluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Kemudian mengenai materi yang terkandung dalam tauhid ada tiga macam, yaitu tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan mulkiyyah dimana ketiganya saling terkait antara satu sama lain.
V. SARAN
Demikianlah makalah tentang Tauhid Rububiyah (Materi dan Obyek Kajiannya) yang kami buat. Semoga sedikit uraian kami ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan yang konstruktif dan sistematis dari pembaca yang budiman, guna melahirkan sebuah perbaikan dalam penyusulan makalah selanjutnya yang lebih baik.
Adapun pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan (wahdah) Allah SWT dalam dzat-Nya. Dalam menerima peribadatan dari mahluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Kemudian mengenai materi yang terkandung dalam tauhid ada tiga macam, yaitu tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan mulkiyyah dimana ketiganya saling terkait antara satu sama lain.
V. SARAN
Demikianlah makalah tentang Tauhid Rububiyah (Materi dan Obyek Kajiannya) yang kami buat. Semoga sedikit uraian kami ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan yang konstruktif dan sistematis dari pembaca yang budiman, guna melahirkan sebuah perbaikan dalam penyusulan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah Ahmad, MA, Theologi Islam (Ilmu Kalam), 1990, Jakarta: PT. Bulan Bintang
Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, 1963, Jakarta: Bulan Bintang
Syukur Amin, MA, Pengantar Studi Islam, 2000, Semarang: CV. Bima Sejati
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, 1996, Jakarta: Rineka Cipta.
Isma’il Raji Al-Faruqi. ”Tauhid”. 1995. Bandung: Pustaka.
Wihadi Admojo, dkk. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka; 1990.
Muhammad Hasby Ash Ashiddieqy. “Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam”. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 1999.
Hanifah Ahmad, MA, Theologi Islam (Ilmu Kalam), 1990, Jakarta: PT. Bulan Bintang
Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, 1963, Jakarta: Bulan Bintang
Syukur Amin, MA, Pengantar Studi Islam, 2000, Semarang: CV. Bima Sejati
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, 1996, Jakarta: Rineka Cipta.
Isma’il Raji Al-Faruqi. ”Tauhid”. 1995. Bandung: Pustaka.
Wihadi Admojo, dkk. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka; 1990.
Muhammad Hasby Ash Ashiddieqy. “Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam”. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 1999.
Memahami Aqidah Syariah dan adab Prof.
Dr.Abdullah Al-Muslih dan Prof. Dr. Salah Al-sawi UMM pres 2012
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/tauhid-uluhiyah-rububiyah-dan-mulkiyah-serta-integrasi-ketiganya
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/tauhid-uluhiyah-rububiyah-dan-mulkiyah-serta-integrasi-ketiganya
Komentar
Posting Komentar